Rabu, 06 Februari 2013

Puisi ala Maba Analis


Tiap jam menit dan detik
Terus dan terus berjalan
Tanpa akhir
Tiada henti

Layaknya oksigen yang kita hirup setiap hari
Layaknya karbonoksida yang menyesakkan dada tiap ku lihat dirimu

Terkadang aku lelah,
Aku ingin seperti Akuaregia yang bisa mengoksidasi Emas
Aku juga ingin seperti Aquades yang bisa berguna buat siapa saja, untuk dibuat apapun itu

Terkadang aku ingin marah, dan merah seperti Eter
dan ga akan terlupakan untuk seumur hidup layaknya Autoclave

Hidup memang tak seindah yang kita inginkan
Ketika kita merasa jatuh cinta
Jatuh jatuh
Sakit sakit yang akan kita rasakan
Seperti sakitnya ketika tertuang asam sulfat pekat
yang akan terus dikenang

Aku malu
ya aku malu
Ketika kamu datang seperti suara autoclave
Aku ingin menanam semua rasaku, seperti menanam sebuah bakteri pada media
yang tumbuh karena memang kau butuhkan




Sabtu, 19 Januari 2013

Simfonalyst Choir

Paduan Suara Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Surabaya
Resmi terbentuk tanggal 24 November 2012
Atas bimbingan Ibu Sri dan Pak Daniel
Iseng-iseng ada ide jadinya kayak giini ^^

Jumat, 19 Agustus 2011

Islam Kecil di Berlin

Tadi pagi sehabis adikku sahur aku terbangun, truss liat TV eh ternyata programnya berbobot sekali. Programnya tentang Keberadaan Islam di Berlin. Pada awalnya ni, sekedar share aja Islam di Berlin disebabkan oleh hubungan diplomatik antara Jerman dan Turki, waktu itu sehabis perang dunia II, warga jerman butuh tenaga asing untuk membantu pemulihan kondisi negara, jadinya di Jerman waktu itu ada Imigran besar-besaran. Sejak itulah Islam ada di Jerman, salut banget buat bangsa turki yang berhasil ngebawa Islam di negara blok barat tersebut.

Warga muslim di Jerman hanya sebagai kaum minoritas (tetep semangat yag), walopun begitu jumlahnya lumayan banyak kok lebih kurangnya 4juta warga islam tinggal di Berlin (Subhanallah). Di Jerman juga terdapat masjid bagi kaum muslim, masjid tersebut dibangun oleh bangsa turki Islam di jerman loh. Gak kalah serunya lagi di depan halaman masjid juga terdapat makam-makam para pendiri dan pejuang islam. Indonesia patut berbangga sebab salah  satu papan nisan yang terdapat di halaman masjid adalah makam warga Indonesia yang dulunya pejuang Islam di Jerman (aku lupa siapa).

Walaupun dianggap hanya ebagai kaum minoritas, kaum muslim di Jerman bersatu kompak banget buat menegakkan syariah Islam dimana suatu tempat yang dihuni oleh ribuan kaum nasrani. Oh ya satu lagi ni, Jerman merupakan negara dengan urutan nomor dua, warga muslim terbanyak di Eropa setelah Perancis.